Jumat, 18 Desember 2015

PENGENDALIAN AKUNTANSI

PENGENDALIAN AKUNTANSI

Penerimaan dan pengeluaran daerah (APBD) harus selalu dimonitor, yaitu dibandingkan antara yang dianggarkan dengan yang dicapai. Untuk itu perlu dilakukan analisis varians (selisih) terhadap penerimaan dan pengeluaran daerah agar dapat sesegera mungkin dicari penyebab timbulnya varians dan tindakan antisipasi ke depan.

Pengendalian akuntansi mengasumsikan bahwa telah ditetapkan suatu rencana tindakan atau standar untuk mengukur prestasi pelaksanan kegiatan (Mulyadi, 2008). Hansen Mowen (1999) menjelaskan bahwa pengendalian akuntansi pada suatu organisasi adalah untuk menjamin bahwa langkah-langkah penyusunan dan pencatatan telah dilakukan dan tercipta integritas finansial dari aktivitas-aktivitas organisasi. Chusing and Romey (1994) dalam Mia dan Mia (1996) yang dituangkan dalam Abdulah (2005) menyatakan bahwa pilhan struktur organisasi memilki implikasi yang signifikan dengan sistem informasi akuntansi.Semakin tingi derajat desentralisasi, maka semakin besar kebutuhan instiusi induk terhadap pengendalian akuntansi untuk mengontrol, mengevaluasi aktivitas dan tangungjawab yang didelegasikan.Dengan demikian, maka desentralisasi mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan pengendalian akuntansi.

Miah dan Mia (1996) dalam Abdulah (2005) menelit tentang pengendalian akuntansi dan desentralisasi pada unit bisnis organisasi pemerintah di New Zealand dengan mengunakan responden manjer tingkat menengah dan lebih bawah (midle and lower) menyatakan, pendelegasian dan tangungjawab dari top manajemen kepada level yang lebih rendah akan membawa konsekuensi semakin besar tangung jawab manajer tingkat bawah terhadap implementasi keputusan yang dibuat, dan pengunaan pengendalian akuntansi bermanfat dalam mengukur, mengevaluasi kinerja, dan dapat memotivasi unit bisnis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan induk organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar